Kode buku tamu anda letakan disini

Minggu, 25 Desember 2011

Lomba Pidato Jago Gapuk, lucu tapi bermakna

Bpk. Bonasir, Juara I
Gontor, 24 Desember 2011, Pukul 23:00 WIB. Puji syukur alhamdulillah kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang masih tetap menganugerahkan kebahagiaan dan kesejahteraan kepada kita. Sehingga pada kali ini saya dapat membuat artikel berita sekitar kampoeng damaikoe yang tepatnya di Gontor.

Saudara-saudaraku, kali ini postingan saya masih berkisar pada acara Perlombaan dalam rangka Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) yaitu untuk memeriahkan penyambutan Tahun baru Hijriyah 1433 yang telah berlalu, namun tidak ada salahnya bukan? Toh ini tidak termasuk pada kewajiban syar'ie dalam agama Islam. Acara perlombaan yang terkesan sederhana ini dimulai sejak minggu kemarin dan berakhir pada malam hari ini bertepatan dengan dengan tanggal 24 Desember 2011.

Kegiatan yang diprakarsai oleh Pemerintahan Desa Gontor ini mungkin terkesan sangat mendadak, namun alhamdulillah kemeriahan masih tetap bisa dimaksimalkan oleh panitia yang telah terbentuk sekitar 10 hari yang lalu. "Beginilah kami, pemuda pemudi Gontor  yang  harus siap sedia setiap saat jika dibutuhkan", mungkin inilah motto yang terdetik dan tertanam erat di benak adik-adik panitia pada acara ini.
Malam hari ini adalah malam terakhir dari sekian rentetan-rentetan acara perlombaan yang diadakan, mulai dari usia anak-anak hingga kegiatan lomba yang menjadi wahana ajang unjuk kebolehan untuk kaum dewasa. Pendeknya acara ini adalah untuk semua kalangan dari yang muda hingga kaum orang tua.

Judul artikel di atas adalah merupakan puncak acara dimana setelah beberapa lomba diantaranya ada Lomba Hafalan Surat Yaasin, Juz'amma, adzan, dan MC, atur panampen. dan pasrah kemanten dilaksanakan pada malam-malam sebelumya.

Acara berjalan lancar. Di dukung oleh cuaca yang begitu cerah setelah beberapa jam sebelumnya Gontor sempat diguyur hujan yang lumayan deras. Namun acara pun harus tetap dilaksanakan. Dan hasilnya? "Haaahaahaaa...." terkesan lucu, menarik, tapi jelas masih bermakna. Pidato yang disampaikan dalam porsi 3 bahasa: Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. "Tidak menyangka bisa seperti ini...Ckckck" ujar saya kepada teman fotografer di samping saya. Gelak tawa, serius, nasihat-nasihat yang dituturkan para peserta lomba pun seakan-akan benar-benar hal-hal yang bersifat aktual yang terjadi di kehidupan sehari-hari.

"Wong urip ki diarani penak ning angel, lan sakwalik e diarani angel yo kepenak... Lan sak penak-penak e urip ki sejatine mung ana tembung siji, OJO DUMEH ! lan OJO DUPEH... Wong urip bakal e mati. Panjenengan ingkang rumiyin kulo keri nggih bakal e mati. Kulo ingkang keri lan panjenengan rumiyin nggih mboten nopo-nopo..." Geerrrrrrrrrrrr..... serempak yang hadir pun tertawa terbahak-bahak. Begitulah kira-kira cuplikan yang sempat saya rekam di otak saya dari pidato yang disampaikan Bapak Bonasir salah satu peserta dari RT 2/2 Dusun II Gontor Utara, yang akhirnya menjadi juara I dalam lomba tersebut.
Bapak Bonasir adalah warga desa Gontor, beliau adalah seorang buruh tani yang kesehariaannya adalah mencari nafkah untuk keluarganya yang terdiri dari 1 istri dan 3 orang anak ini. Inilah sekilas profil dari sang juara malam hari ini.

Mungkin ini saja berita dari kampoeng damaikoe, insyaAllah di artikel-artikel berita mendatang akan saya suguhkan lebih lengkap. Soalnya ini lagian udah ngantuk. Dan artikel ini langsung saya tulis setelah beberapa saat saya sampai di rumah kediaman saya. Ok, bye dl.... Ilalliqo' fi yaumil qaadim... [al-Ly el-Gontory]



Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan kami pun segan