Kode buku tamu anda letakan disini

Kamis, 24 November 2011

Pembukaan Grebeg Suro Kurang Greget

Radar Madiun
Ponorogo, Rabu 23-11-2011 11:43:31
PONOROGO – Perhitungan panitia Grebeg Suro tahun ini meleset jauh. Acara pembukaan yang dirancang meriah Senin (21/11) malam, kalah gaung dari tayangan langsung final sepak bola Sea Games antara Indonesia versus Malaysia. Pun, acara di panggung utama Alun-alun Ponorogo itu molor berjam-jam.
Yang terang, pembukaan Grebeg Suro tidak seheboh tahun lalu. Tak hanya pada semaraknya acara, tata rias panggung terkesan apa adanya. Panggung utama di alun-alun hanya ditambah potongan gambar sebagai penutup celah yang ada. ‘’Beda jauh dibanding tahun lalu,’’ ungkap Suyanto, salah seorang warga yang mengaku dua tahun berturut-turut menyaksikan pembukaan Grebeg Suro.
Tanda-tanda acara pembukaan itu sepi dan berlangsung seadanya sudah terasa pukul 19.30. Deretan kursi undangan melompong. Tanpa kecuali, kursi penonton yang hanya terisi satu-dua orang. Penerangan yang kurang maksimal menambah kesan senyap di panggung utama. Hingga pukul 20.30, Bupati Ponorogo H Amin dan jajaran pejabatnya tak kunjung datang. ‘’Lha iya, katanya pesta budaya ini menghabiskan biaya Rp 1,2 miliar tapi kok pembukaannya saja kurang greget,’’ heran Suyanto.
Rombongan Bupati H Amin yang mengiringi Wakil Gubernur Jatim H Syaifullah Yusuf baru tiba di lokasi sekitar pukul 21.00. Namun, kemegahan acara pembukaan belum juga terasa lantaran tata panggung dan lighting yang tidak mendukung. Belum lagi, acara molor dalam hittungan jam. ‘’Memang acara molor, tapi bukan karena kesengajaan,’’ kelit Kabag Humas dan Protokol Pemkab Ponorogo Didik Setyawan.
Didik berdalih kedatangan Wagub Jatim terlambat hingga bupati harus menunggu sebelum masuk panggung utama. Terkait sepinya penonton, dia berkilah hanya kebetulan lantaran pembukaan Grebeg Suro bersamaan dengan pertandingan timnas sepak bola Indonesia melawan Malaysia. ‘’Mungkin saja masyarakat memilih sepakbola, jadi alun-alun kelihatan sepi,’’ ujarnya.
Sementara itu, H Syaifullah Yusuf meminta Grebeg Suro dilestarikan untuk mengembangkan potensi budaya lokal. Dia berharap acara yang digelar setiap tahun itu dapat menjadi salah satu ikon wisata budaya kelas nasional atau bahkan internasional. ‘’Reyog itu sudah menjadi kesenian yang terkenal di dunia. Tinggal bagaimana kesenian ini dimanfaatkan sehingga memberikan nilai positif bagi daerah,’’ kata Gus Ipul –sapaan Syaifullah Yusuf. (dhy/hw)
(yogama)


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan kami pun segan